Makanan Khas Jogja Cemilan
Allow, bertemu kembali, pada kali ini akan membawakan mengenai makanan khas jogja cemilan 23 Oleh-oleh Khas Jogja Berbentuk Souvenir & Makanan simak selengkapnya lebih dalam tentang 23 Oleh-oleh Khas Jogja Berbentuk Souvenir & Makanan.
Jogja, siapa yang tidak kenal dengan kota berjuta pesona tersebut? Banyak hal yang bisa kita temukan saat mengunjunginya, mulai dari kebudayaan, kesenian, kesederhanaan, keramahan penduduk, , hingga lokasi-lokasi wisata yang mengundang decak kagum. Dari segenap kekayaan yang ada, tak ada alasan untuk tidak sesekali mendatangi Jogja.
Apabila kamu sedang menghabiskan waktu di Jogja dalam berbagai rangka, mulai dari urusan kerja hingga liburan, jangan sampai kamu melewatkan salah satu kekayaan yang disuguhkan oleh Kota Budaya ini. Kemudian, jika beberapa hari ke depan kamu sudah harus berpisah dengannya, jangan sampai kamu lupa untuk membeli buah tangan spesial dari Jogja. Berikut ini oleh-oleh khas Jogja rekomendasi yang bisa kamu pilih untuk dibawa ke rumah.
1. Gudeg Kering Yu Djum
Gudeg kering Yu Djum adalah oleh-oleh khas Jogja makanan yang dibuat dengan cacahan nangka yang belum matang (saat warnanya belum kuning) namun disajikan tanpa air. Sejarah dari berdirinya Gudeg Yu Djum dimulai tahun 1950 yang dijual di trotoar, namun semakin lama semakin berkembang dan kini membuka warung tetap bahkan memiliki cabang.
Bagi yang ingin menemui warungnya untuk membeli oleh-oleh khas Jogja yang enak ini, kunjungi saja Jalan Wijilan No. 167 Yogyakarta yang menjadi alamat utama dari produk olahan Yu Djum. Satu porsi gudeg, berisi gudeg itu sendiri, nasi, dan sambal krecek lalu ada pilihan lauk yang bisa diambil, misalnya telur rebus, tahu, tempe, ampela ati, dan daging ayam.
Untuk satu porsi gudeg plus lauk telur rebus, harganya sangat murah, yakni 10 ribu saja, sedangkan jika ditambah dengan dada ayam, harganya bisa naik 3 kali lipat. Ada juga porsi oleh-oleh yang dikemas dalam kendil dengan isi yang melimpah, mulai dari gudeg kering, sambal, 10 buah telur, dan satu ayam utuh. Dalam satu porsi khusus oleh-oleh, dihargai Rp150.000 hingga Rp200.000 dan bisa bertahan cukup lama karena dalam keadaan kering.
2. Pathilo
Sebagai salah satu penghasil singkong terbesar, Gunungkidul berinovasi menghasilkan makanan bernama Pathilo untuk meningkatkan harga jual singkong. Pathilo dibuat dengan bahan dasar singkong dengan rasa gurih dan renyah. Pembuatannya adalah dengan cara mengupas singkong lalu membersihkannya, dan kemudian diparut untuk diambil sari patinya.
Untuk proses berikutnya, sari pati yang tadi sudah didiamkan beberapa jam kemudian dibumbui dengan bumbunya dan disimpan lagi selama 12 jam. Kemudian hasilnya dikukus dan dijemur sampai kering, biasanya dijual dalam bentuk seperti ini agar nanti bisa digoreng dirumah oleh pembelinya.
Setelah digoreng, warna aslinya putih, sedangkan pathilo yang telah diberi pewarna, maka ada yang memiliki warna merah. Satu kilogram pathilo mentah dihargai antara 6 ribu sampai 8 ribu rupiah saja. Untuk bisa mendapatkannya sangat mudah, karena di sepanjang jalan wisata dari dan ke Gunungkidul cukup banyak penjualnya di toko oleh-oleh, misalnya di Jalan Siono, Jalan Baron, Jalan Gading, dan ada juga di Pasar Buah Sambipitu.
3. Cokelat Roso
Penggemar cokelat sudah pasti ingin menikmati beraneka macam rasa cokelat dari penjuru dunia, begitu pula Indonesia. Di sana terdapat cokelat roso yang memiliki beraneka macam varian cokelat untuk dinikmati orang-orang dengan rasa khas dan berbeda dari kebanyakan.
Seperti varian terbaru oleh-oleh coklat khas Jogja ini yang memanfaatkan bahan-bahan yang biasa dipakai untuk membuat jamu untuk dijadikan perasa cokelat mereka. Bahan-bahan tersebut ada kunyit, gula asem, dan beras kencur yang kesemuanya jarang digunakan sebagai perpaduan cokelat. Unik, bukan?
Baca juga:
Belum lagi olahan istimewa dari cokelat umum yang biasa ditemui, seperti dark chocolate, milk chocolate, dan white chocolate. Walaupun sudah pasti pernah dinikmati semua pecinta cokelat, namun ketiga varian di atas bila diracik oleh cokelat roso maka beda rasanya.
Belum cukup sampai disitu, karena ada produk lain bernama Cokelat Roso Butong yang memadukan segarnya buah dengan manisnya cokelat. Rasa cokelat buah-buahan yang disajikan toko dengan alamat di Jl. Sultan Agung no. 46 Yogyakarta ini misalnya mangga, durian, jeruk, pisang, kopi, apel, strawberry, blueberry, dan rasberry.
4. Cokro Tela Cake
Sama halnya dengan pathilo, Cokro Tela Cake juga ingin menambah potensi masyarakat dan meningkatkan nilai jual dari singkong. Sebenarnya adalah merek yang dibuat oleh Firmansyah Budi Prasetyo tahun 2009 lalu yang menyediakan kue dengan bahan dasar singkong. Lokasi toko cake ini berada di Jl. HOS Cokroaminoto 97.
Jika biasanya cake terbuat dari tepung terigu maka, di sana, cake dibuat menggunakan tepung yang terbuat dari singkong. Tepung tersebut kemudian diolah dengan sedemikian rupa untuk menghasilkan cake yang beraneka ragam, salah satunya adalah rainbow cake.
Kue-kue disana kemudian diberi perasa dengan rasa yang melimpah dan disukai semua kalangan, misalnya rasa cokelat, pandan, keju, stroberi, blueberry, hingga kacang almond ada di sana. Tidak hanya cake, ada olahan lain seperti bakpia, keripik, hingga kue kering ada di Cokro Tela Cake. Harganya sangat bersahabat, cukup dengan mengeluarkan uang mulai dari 10 ribu saja, kamu dapat menikmati olahan singkong yang berbeda.
5. Cokelat Monggo
Pendirian Cokelat Monggo diawali dari orang berkebangsaan Belgia bernama Thierry Detournay yang kecewa akan cokelat di Indonesia yang biasa-biasa saja. Kemudian lambat laun, ia ingin membuat produk cokelat yang enak dengan bahan seadanya di CV. Anugerah Mulia.
Setelah itu, lahirlah nama Cokelat Monggo yang diperoleh dari kata “Monggo” atau dalam bahasa Indonesia berarti “Silakan”. Uniknya cokelat ini memiliki kemasan dari bahan daur ulang bahkan telah bersertifikat FSC dengan gambar Indonesia banget, seperti Punakawan dan batik.
Jika kamu ingin membeli oleh-oleh khas Jogja ini, silakan kunjungi alamatnya di Dalem KG III/978 RT 43 RW 10 Purbayan, Kotagede yang juga memberikan kesempatan bagi pembeli untuk melihat pengolahan cokelat, karena di sekelilingnya hanya diberi kaca agar mudah dilihat. Pembuatan cokelat dari Jogja ini dibuat menggunakan bahan dasar premium dark chocolate.
Terdapat macam-macam varian cokelat, mulai dari white chocolate, marzipan, macademia, dan karamel. Bahkan untuk memikat pembeli, terdapat inovasi dengan mencampur mangga, red chili, dan durian. Harganya mulai dari 29 ribu sampai 100 ribu dalam satu kemasannya.
6. Geplak Mbok Tumpuk
Geplak merupakan jajanan manis yang dibuat menggunakan parutan kelapa dan gula sebagai perasanya dengan rasa dominan manis. Panganan berserat kelapa ini memiliki ciri khas bewarna-warni dengan bentuk bulatnya sebesar genggaman tangan. Walaupun bentuknya bulat nan tebal, namun bila digigit akan terasa sangat lembut dan manis.
Baca juga:
Dikarenakan tekstur dan rasanya yang menggoda, banyak sekali wisatawan yang suka akan kelezatannya, khusunya wisatawan menuju Yogyakarta, tepatnya Bantul. Di Bantul sendiri terdapat produsen bernama Geplak Mbok Tumpuk dengan alamat satu-satunya di Jalan KH. A. wahid Hasyim No. 104 Yogyakarta. Terdapat varian rasa seperti strawberry, cokelat, dan pandan dengan harga jual 30 ribu per kilogramnya dalam wadah bernama besek.
7. Kaos Dagadu
Kaos Dagadu hampir mirip dengan Joger-nya Bali, keduanya sama-sama kaos yang memiliki kata-kata unik. Selain kesamaan itu, kesamaan lain adalah banyaknya produk tiruan yang mengatasnamakan produk mereka. Untuk oleh-oleh kaos khas Jogja bermerk Dagadu sendiri, tempat untuk membelinya yang orisinal hanya ada di 3 lokasi, salah satunya di Jalan Gedongkuning (Yogyatourium), Lower Ground Malioboro Mall dengan nama Posyandu (Pos pelayanan Dagadu), dan terakhir atau Posyandu 2, ada di pojok alaun-alun utara.
Di Yogyatourium, kaos-kaos ditata rapi dalam wadah berbentuk alat transportasi mulai dari kereta api, becak, hingga sepeda onthel. Oleh-oleh khas Jogja buat pacar berupa kaos dagadu dijual dengan aneka warna dan desain, agar semakin membedakan dengan kaos-kaos lain, Dagadu menambahkan kata-kata di depan atau di belakang baju dengan bahasa Jawa atau Indonesia yang lucu. Bahkan tak jarang kata-kata plesetan disisipkan di dalamnya, namun tetap santun dan cerdas.
8. Bakpia
Sebagai kota yang terkenal akan bakpianya, rasanya tak lengkap jika melancong ke sana tanpa membawa makanan yang memiliki isian lembut berkulit tipis itu. Apalagi di sekeliling tempat wisata dan toko oleh-oleh, sangat banyak yang menjual bakpia berbagai merek yang enak-enak sebagai oleh-oleh khas Jogja yang terkenal.
Beberapa merek bakpia yang dapat dibeli dengan rasa terbaik salah satunya adalah Bakpia Jogja Merlino. Terdapat isian beraneka ragam, seperti cokelat, susu, keju, ubi ungu, bahkan durian dan yang terlaris adalah green tea dan capuccino. Harganya 40.000 sampai 42.500 dalam satu wadah berisi 20 biji.
Kedua ada Bakpiapia yang mengusung bakpia blasteran, isian berasa strawberry dan blueberry juga ada, lalu ada juga ikan tuna dan uniknya ada tambahan topping di atasnya. Selanjutnya Bakpia Jogja Kurnia Sari yang memiliki bentuk besar dan punya varian rasa tiramisu, mete coklat, dan durian susu yang agak berbeda dari kebanyakan, namun masih ada varian lainnya.
Harganya mulai dari 44 ribu sampai 54 ribu per satu kotaknya. Terakhir ada merek bakpia yang dikatakan cukup tua dan sangat dikenal oleh masyarakat, yaitu Bakpia Jogja Pathok 25. Walaupun hanya menyediakan varian ras kacang hijau, cokelat, durian, nanas, dan keju, namun rasanya sangat enak dan telah berlabel halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
9. Emping Jagung
Emping jagung merupakan makanan yang dibuat dari jagung yang terlebih dahulu direbus lalu ditumbuk sampai menjadi pipih lalu nantinya dijemur sampai kering dan terakhir digoreng sampai menjadi emping. Sebenarnya emping jagung memiliki banyak varian yang disebut berbeda agar lebih modern, seperti keripik dan tortilla jagung.
Emping-emping di Jogja dibuat dengan memperhatikan kualitas, karena harus terlebih dahulu memilih jagung yang berkualitas dari jagung-jagung terbaik. Dalam merebusnya juga unik, karena ditambah dengan air kapur 2 sampai 4% selama 1 jam masa pengukusan.
Baca juga:
Beberapa produk kemudian merendam hasil kukusan hingga semalam lalu ada yang mengukusnya kembali. Baru setelah itu emping dipipihkan dengan bentuk bulat dan dijemur pada suhu panas yang tepat sebelum kemudian digoreng dengan tambahan bumbu tertentu.
10. Sale Pisang Crispy
Sale sebenarnya bukan asli Yogyakarta, namun karena kepopulerannya sale berkembang di daerah ini sebagai oleh-oleh khas Jogja yang tahan lama. Yang belum tahu sale itu apa, sale adalah makanan yang dibuat dengan pisang yang telah diiris tipis lalu digoreng. Sebelum digoreng, irisan pisang dijemur agar pisang lebih kering dan mikroba yang menempel mati.
Untuk memberi rasa pada sale, biasanya diberi gula bahkan ada yang memberi perasa lain seperti keju. Umumnya sale disajikan dengan diberi tepung agar saat dikunyah akan terasa renyah, walaupun tanpa tepung juga enak untuk dimakan. Kebanyakan sale pisang memiliki rasa manis dan renyah, namun jika dibuat pada musim hujan, rasanya bisa berubah karena saat dijemur, matahari akan terhalangi.
Maka untuk menyiasatinya, sale pisang dikeringkan dengan cara tradisional yaItu mengasapinya dari kayu, atau ada yang menggunakan asap belerang dan natrium bisulfit. Harga satu kemasannya mulai dari Rp5.000 hingga Rp10.000 dan mampu bertahan lama.
11. Geplak Salak
Geplak adalah makanan yang dibuat dengan bahan utama parutan kelapa kemudian ditambah dengan gula pasir atau gula jawa. Namun beda kasusnya di Jogja, karena ada geplak yang ditambah dengan salak sehingga menimbulkan rasa yang lebih beragam.
Cara untuk membuat geplak pada umumya adalah dengan memarut daging kelapa yang telah direndam dengan air kelapa. Kemudian hasil parutan itu bisa langsung dimasak dengan ditambah gula entah itu jawa atau gula pasir, namun di Jogja ada yang ditambah dengan salak.
Setelah digoreng, hasilnya nanti dibentuk bulat dan didiamkan beberapa saat agar geplak mengeras. Awalnya warna yang dihasilkan hanya putih dan cokelat, namun lambat laun warnanya mulai berubah karena diberi pewarna. Kebanyakan warna yang sering muncul di pasaran adalah merah, hijau, kuning, dan cokelat.
Rasa geplak sudah pasti manis berkat adanya gula, selain itu, hasil parutan kelapa juga sangat terasa di mulut. Apalagi jika geplak salak, akan ada rasa salak yang khas plus manis. Geplak salak sendiri dijual dan diproduksi oleh KWT Widuri-Sleman yang berada di Tempel, Sleman.
12. Onde-onde Kering
Walaupun onde-onde bukan berasal dari Indonesia, yakni berasal dari China, namun toko yang menjual makanan ini di Jogja sangatlah menjamur. Makanan ini dibuat dari tepung beras dan tepung ketan kemudian diberi isian, seperti daging atau kacang hijau.
Namun apabila belum diberi taburan wijen di sekelilingnya, maka belum dinamakan onde-onde, karena wijen adalah ciri khasnya. Setelah dilakukan proses pemasakan, maka terciptalah onde-onde berbentuk bulat dengan tekstur yang kenyal dan agak berair.
Onde-onde memiliki filosofi yang menggambarkan bulatnya tekad manusia seperti bentuknya yang bundar. Namun ada salah satu jenis onde-onde yang unik di Jogja, namanya adalah onde-onde manco, yakni produsen pembuat onde-onde kering, bukan basah seperti kebanyakan.
Soal rasa, tak perlu diragukan lagi, karena akan ada rasa renyah seperti olahan garing lainnya, lalu ada rasa manis khas makanan bulat itu. Untuk mendapatkan olahan unik tersebut, kamu harus mengeluarkan uang Rp29.000an dari kantong untuk mendapatkan satu wadahnya.
13. Wingko Babat
Wingko babat adalah panganan yang dibuat menggunakan bahan-bahan seperti ketan, kelapa, santan, vanili, gula pasir, dan garam dengan bentuk akhir bulat pipih atau berbentuk persegi kecil. Saat memakannya akan timbul rasa manis yang legit kemudian dibarengi rasa gurih, dan serat-serat dari kelapa parut akan sangat terasa. Untuk pengemasannya, wingko babat dikemas menggunakan wadah satu persatu dengan harga 500 perak sampai 1.000 rupiah.
Jika akan dibawa pulang, tak perlu khawatir jika nanti akan busuk, karena wingko bisa bertahan beberapa hari setelah dimasak, bahkan walaupun telah lama di toko, tetap saja rasanya enak. Jika ingin menikmati wingko lebih enak lagi, maka harus disantap saat masih hangat bersama wedang kopi. Walaupun bukan asli Jogja dan buka terkenal di Jogja, nyatanya banyak sekali toko-toko yang menjual wingko babat di daerah tersebut.
14. Kipo
Walaupun disebut sebagai olahan tradisional, kipo tetap saja menjadi primadona, bahkan menjadi makanan kesukaan bagi para raja maupun bangsawan di kerajaan Mataram zaman dulu. Namanya sendiri diambil dari pertanyaan ‘iki opo’ atau dalam bahasa Indonesia disebut ‘ini apa’, namun banyak orang memanggilnya kipo.
Kipo pada umumnya diberi warna hijau yang didapat dari daun saja atau daun pandan dengan rasa yang legit, namun kini telah hadir berbagai macam warna kipo. Bentuk dari kipo hampir sama dengan wingko, namun kipo lebih mungil dan warnanya juga berbeda dari wingko.
Bahan pembuatannya juga hampir sama dengan wingko, yaitu santan, ketan, garam, dan juga ada parutan kelapa dengan gula merah sebagai isiannya. Cara menggorengnya cukup rumit dan memerlukan waktu, mulai dari mencampurkan beberapa bahan, lalu memipihkan dan memberi isian, serta terakhir memanggangnya agar bisa dikonsumsi.
Untuk diketahui, kipo hanya bertahan selama 24 jam sebelum nantinya akan mencapai batas, sehingga tidak enak lagi dimakan. Salah satu lokasi penjualan kipo ada di Jalan Mondorakan Nomor 27, Kotagede yang bisa dibeli kala masih hangat. Saat itulah kipo akan lebih enak untuk disantap bersama dengan kopi atu teh hangat.
15. Yangko
Jika di Jepang ada yang namnaya kue mochi, maka di Jogja ada yangko yang sama-sama memiliki warna beragam dan juga punya tekstur lembek. Namun perbedaannya adalah pada bentuknya, yangko bentuknya kotak, sedangkan mochi bulat dan lebih lembek dan kenyal.
Untuk yangko, rasanya adalah manis namun akan sangat lembut jika telah masuk ke dalam mulut dan kenyal saat dikunyah. Bahan pembuat yangko adalah tepung ketan sebagai bahan utama, air gula untuk memberi rasa manis, dan terakhir tepung terigu untuk membaluri hasilnya.
Untuk membuatnya, terlebih dahulu menjadikan beras ketan menjadi tepung ketan dan kemudian masak air gula lalu sedikit demi sedikit memasukkan tepung ketan tadi bersama air gula. Setelah memiliki rasa yang diinginkan, adonan boleh diambil untuk dipotong kotak-kotak, selanjutnya adalah dengan memberi tepung terigu.
Kini telah banyak varian rasa dari yangko, namun kesemuanya adalah rasa manis seperti ciri khasnya, mulai dari strawberry, durian, melon, dan buah-buahan lain dijadikan rasa pada oleh-oleh cemilan khas Jogja yang berwarna-warni ini.
16. Belut Goreng
Olahan belut masih belum banyak dikembangkan, biasanya hanya digoreng biasa kemudian dibumbui agar ada rasanya. Begitu pula dengan belut goreng yang ada di Jogja, namun bedanya dari olahan belut lain adalah rasanya yang super enak. Rasanya sangatlah enak, apalagi bagi orang yang belum pernah merasakan enaknya daging belut. Belut goreng ini sangat tepat untuk dimakan karena setelah digoreng dengan tepung, rasanya akan renyah dan tidak terlihat lagi bentuk belutnya.
Untuk bisa mendapatkan belut goreng, jalan saja dari tugu Jogja ke arah barat sampai menemukan kumpulan penjual belut yang berada di pusat kuliner belut Godean. Para penjual itu menjual belut dengan harga cukup mahal, karena satu kilogram belut goreng, harganya mulai dari 70 ribu sampai 100 ribu. Hal ini dikarenakan terkadang belut di sawah tidak ada atau sulit ditemukan, dan ada faktor-faktor lain seperti bumbu, besar kecilnya belut, dan tipis tidaknya tepungnya.
17. Belalang Goreng
Sebagai salah satu hama yang merusak tanaman padi para petani, maka belalang dimanfaatkan menjadi cemilan, apalagi populasinya yang melimpah. Di Gunungkidul, warganya kerap membuat belalang menjadi makanan dengan cara digoreng dalam jumlah banyak.
Untuk urusan rasa tak kalah dari makanan modern, karena banyak orang yang mengonsumsinya menyatakan rasa daging belalang mirip udang atau daging ayam. Apalagi belalang goreng memiliki kandungan protein sebanyak 60% dan rendah kolesterol.
Namun tidak semua belalang bisa dikonsumsi, karena hanya belalang kayu yang memiliki ukuran jumbo saja yang bisa masuk perut. Untuk mendapatkan belalang goreng yang telah dibersihkan isi perut dan kakinya ini bisa dengan mengunjungi pusat oleh-oleh di Gunungkidul.
Jika ingin tawar menawar harga, maka tempat yang tepat untuk pembeliannya ada di pasar Paliyan, pasar Argosari, dan pasar Playen. Harganya mulai dari Rp20.000 sampai Rp30.000 per wadah atau toples, tergantung musim dan susah tidaknya menumakan belalang.
18. Baju Batik
Yogyakarta memiliki beberapa motif batik yang memiliki keindahan dan makna yang berbeda antar model. Beberapa model batik keren yang pertama adalah Motif Ceplok, yakni batik yang memiliki bentuk bunga mawar dan bintang dengan tambahan garis geometris. Ada beberapa jenis ceplok, yakni ceplok yogya parang, grompol, dan ceplok motif. Yang kedua adalah batik Motif Kawung dengan bentuk 4 lingkaran yang melambangkan 4 mata angin.
Ketiga, ada Motif Parang pada oleh-oleh khas Jogja untuk cowok ini yang berbentuk keris atau pedang sedangkan bisa disebut juga dengan bentuk lidah api. Lalu ada juga Motif Lereng dengan pola diagonal yang diapit oleh motif parang. Lalu ada lagi Motif Nitik, yang sesuai namanya batik tersebut memiliki titik-titik khas yang diberi motif seperti bentuk salju.
Kemudian ada juga yang melambangkan cinta dan kasih sayang karya Kanjeng Ratu Kencana alias permaisuri dari sunan Paku Buwana III, pada motif batik Truntum dengan gambar bunganya. Selanjutnya adalah Motif Semen dengan berbagai ornamen mulai dari flora, fauna, hingga yang berkaitan dengan lautan dan air. Yang lainnya adalah motif garda (garuda) dan Motif Isen (terdiri dari garis-garis dan titik-titik).
19. Kerajinan Kulit
Ada oleh-oleh khas Jogja selain makanan, yakni kerajinan kulit, yang bisa ditemukan di di Jalan Doktor Wahidin Sudirohusodo, Bantul. Di sana terdapat gerbang yang menandakan bahwa di kawasan itu akan ada banyak penjual berbagai kerajinan kulit. Mulai dari tas, sepatu, sandal, hingga ikat pinggang yang dijual dengan harga bersahabat namun memiliki kualitas yang baik.
Tidak hanya menjual model yang itu-itu saja, banyak sekali model yang dibuat oleh produsen oleh-oleh khas Jogja hits ini, misalnya adalah tas, mulai dari tas gendong untuk sekolah, tas barang, tas wanita, dan berbagai macam tas dengan model yang berbeda-beda. Tidak hanya tas, semua produk di sana memiliki model yang keren yang diberi harga murah.
Seperti sandal. Sandal yang dijual terbuat dari bahan dasar kulit asli yang awet dan nyaman saja dihargai dengan harga mulai 70 ribu. Bahkan di beberapa toko ada yang memberi fitur tawar menawar harga seperti di pasar tradisional. Tujuan awal produsen memang untuk menghasilkan oleh-oleh khas Jogja yang murah sehingga banyak diburu wisatawan.
20. Tas Dowa
Dowa Bag atau tas dowa adalah tas yang dibuat dengan cara dirajut menggunakan cara handmade tanpa menggunakan bantuan mesin sedikitpun. Setiap pembuatan tas yang lebih sering dipakai wanita ini memiliki warna natural dan tidak terlalu mencolok. Apalagi dibuat oleh banyak pengrajin yang berbeda, sehingga hasilnya adalah tas dowa dengan macam-macam motif yang elegan dan modis.
Oleh-oleh khas Jogja untuk wanita ini dibuat menggunakan bahan nilon dan diberi kain vuring di bagian dalamnya, membuat tas ini sangatlah berkelas, mengingat kain furing adalah kain yang sangat halus. Sedangkan penggunaan nylon yang anti luntur itu dimaksudkan karena punya kekuatan yang besar sehingga membuatnya tahan lama dan cukup halus.
Tas rajut ini dapat ditemui di Jalan Godean No.7 Yogyakarta yang membuat tas dowa dengan kualitas terbaik. Dan intinya alamat di atas adalah tempat pembuatan oleh-oleh khas Jogja yang tahan lama berupa Dowa Bag yang original.
21. Geblek
Geblek adalah olahan yang dibuat menggunakan tepung tapioka basah dengan rasa gurih dan renyah. Oleh-oleh camilan khas Jogja ini berasal dari daerah Kulonprogo, salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Selain adanya tapioka, geblek juga diberi bumbu berupa bawang, sehingga akan menimbulkan rasa gurih.
Bentuk dari geblek adalah bulat dengan tengah bolong seperti cincin namun biasanya cincin-cincin itu menyatu dengan 3 sampai 5 cincin lain. Kebanyakan geblek dijual di kabupaten asalnya, Kulonprogo namun di beberapa daerah yang memiliki pusat oleh-oleh juga menjualnya dalam keadaan mentah.
Jadi saat dibeli, geblek harus digoreng terlebih dahulu aga bisa dinikmati rasanya. Namun jika daya tahannya cukup pendek, geblek mentah hanya mampu bertahan 4 hari setelah pembuatannya, jadi jika tidak cepat dimasak akan membuatnya keras. Harganya untuk satu wadah geblek mentah hanya 10 ribu saja.
22. Kue Kembang Waru
Salah satu kue tradisional yang hampir sulit ditemukan adalah kue kembang waru yang ada di Jogja. Meskipun dulunya kue dengan bentuk seperti bunga waru ini adalah makanan orang-orang kalangan atas, bahkan hanya ada pada acara-acara sakral, namun semakin hari pamornya menurun.
Kini hanya orang-orang yang tertarik saja yang ingin memakannya atau menyajikannya di acara mereka. Padahal kue kembang waru memiliki rasa yang enak den lembut saat dimakan. Pembuatannya juga cukup mudah, bahannya adalah bahan-bahan untuk membuat roti secara umum, yakni tepung terigu, margarin, dan telur.
Ketika semua alat dan barang siap, adonan siap dibuat dengan mengocok telur sampai kaku lalu ditambah dengan terigu dengan perlahan serta jangan lupa mengaduknya. Setelah itu dicetak dengan bentuk bunga waru lalu diolesi margarin dan langsung bisa dipanggang. Harganya cuma seribuan, namun untuk mendapatkannya harus menuju Kotagede.
23. Gerabah
Gerabah adalah tanah liat yang dibentuk sedemikian rupa kemudian dibakar agar menjadi keras agar bisa dimanfaatkan bagi keperluan. Untuk bisa membeli atau hanya sekedar melihat cara pembuatan gerabah, di Jogja ada tempatnya, yaitu berada di Dukuh Kajen, Desa Bagunjiwo, Kecamatan Kasihan, Banten yang menjadi sentra gerabah sejak dulu.
Untuk diketahui, asal-usul dari oleh-oleh khas Jogja barang ini sangat unik, yakni ketika zaman Belanda dahulu, saat ada kuda milik Belanda yang mati, orang-orang tidak ada yang mengaku menjadi pemilik tanah itu. Hingga kemudian ada yang mengaku memilikinya dan lambat laun ia membuat mainan atau alat rumah tangga dari tanah yang ia akuisisi tersebut.
Kini gerabah-gerabah di sana tidak hanya alat-alat rumah tangga, melainkan ada banyak jenis seperti guci, meja, kursi, pot, dan patung. Kesemuanya dibuat dengan tanah liat kemudian dilukis dengan cat agar penampilannya lebih cantik. Di sana ada yang unik, yakni ada Patung Loro Blonyo yang sangat laris manis. Patung yang berbentuk pasangan suami istri tersebut dipercaya mempu mendatangkan keberuntungan jika diletakkan di dalam rumah.
Dengan membeli aneka oleh-oleh khas Jogja, baik dalam bentuk makanan atau barang, secara tidak sadar kamu sudah menaruh hati pada Kota Kesenian ini. Apabila lain hari ada waktu senggang, jangan sungkan untuk kembali datang ke kota yang menawarkan kesan sederhana dan ramah ini.
Tags: oleh oleh khas jogja, oleh oleh khas jogja selain makanan, oleh oleh khas malioboro untuk pacar, oleh oleh yogyakarta, oleh oleh jogja, oleh oleh makanan jogja, Oleh-Oleh Kaos Khas Jogja Kota Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta, oleh oleh khas jogja untuk wanita
Begitulah pembahasan tentang 23 Oleh-oleh Khas Jogja Berbentuk Souvenir & Makanan semoga info ini menambah wawasan terima kasih
untuk pemesanan ucapan duka cita bisa menghubungi kami ya. toko bunga di jogja,,
Artikel ini diposting pada label
No comments